Jumat, 14 September 2012

TRANSISTOR

Transistor
          Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor (silicon atau germanium). Memiliki kaki-kaki antara lain B (Basis), C (Colector), E (Emitor). Prinsip kerja transistor secara umum adalah arus listrik akan menghantar dari emitor ke kolektor jika kaki basis diberi tegangan. Rumus umum yang dipakai pada transistor adalah :

Ie = Ic + Ib , Ib=Ie - Ic
Ib << Ic
Ie ≈ Ie

          Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, jumlah arus yang pada emitor (Ie) sama dengan jumlah arus pada kolektor (Ic) ditambah dengan arus yang mengalir pada kaki basis (B). Sedangkan arus pada basis amat sangat kecil sekali dibandingkan dengan arus pada kaki kolektor. Sehingga dapat dikatakan arus pada emitor identik dengan arus pada kolektor.
Pada beberapa teori dikatakan bahwa arus basis (Ib) sama dengan 2% arus emitor (Ie). Sedangkan arus kolector (Ic) sama dengan 98% arus emitor (Ie).
          Hal ini yang digunakan sebagai dasar aplikasi pengendali, dimana dengan sedikit saja arus pada basis sudah cukup untuk membuat arus mengalir dari emitor ke kolektor.
          Berdasarkan tipenya transistor dibagi 2 yaitu type PNP dan NPN.
           
Symbol transistor NPN dan PNP

       Type PNP adalah tipe transistor yang akan bekerja menghantarkan arus positif dari emitor ke kolektor jika kaki basis dipicu tegangan arus negatif. Sedangkan tipe NPN adalah tipe transistor yang akan bekerja menghantarkan arus negatif dari emitor ke kolektor jika kaki basis dipicu tegangan arus positif.
      Transistor bekerja karena mendapat tegangan atau arus bias pada tiap kaki-kakinya. Bias pada transistor menggunakan prinsip kerja pada diode. Karena pada dasarnya transistor dibangun dari komponen diode yaitu semikonduktor type p dan type n yang dirangkai dengan formasi tertentu. Dalam aplikasinya Transistor dirangkai dengan menggunakan aturan antara lain common basis, common colektor dan common emitor.

Berbagai cara merangkai transistor




Berbagai bentuk dan ukuran transistor





Berbagai bentuk kemasan transistor

          Transistor merupakan komponen yang bekerja pada arus dan tegangan DC. Pemasangan kaki-kaki transistor tidak boleh terbalik. Untuk dapat menentukan posisi kaki tiap transistor adalah dengan menggunakan alat ukur ohm meter atau dengan menggunakan tempat khusus pada AVO untuk mengukur transistor (transistor tester). Selain itu juga dengan melihat datasheet transistor pada buku manual yang ada.
          Fungsi transistor pada rangkaian adalah sebagai pembangkit frekwensi, penguat tegangan, penguat arus dan saklar elektronik. Pada aplikasi pengendali ini, aplikasi transistor terutama digunakan sebagai saklar elektronik yaitu sebagai driver ( penguat awal ).
          Pada aplikasi yang menuntut kepekaan yang sangat tinggi terdapat jenis transistor lain yaitu transistor efek medan (FET = Field Effect Transistor). Transistor ini memiliki 3 kaki utama yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S). Jenis-jenis transistor ini antara lain JFET, DFET, BFET, MOSFET, DMOSFET. Perlu diperhatikan saat merangkai menggunakan komponen ini karena sangat sensitive terhadap listrik statis. Disarankan tidak memegang kaki komponen sebelum komponen dirakit dipapan rangkaian, serta grounding harus sempurna. Tipe transistor jenis ini ada 2 yaitu n-channel (menggunakan picu positif) dan p-channel (menggunakan picu negative)
Simbol FET
        

Berbagai bentuk keluarga FET






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...